Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. (Mat 25:40).
Injil ini menampilkan figur seorang raja yang sangat peduli dengan orang-orang yang dipimpinnya. Melalui tulisan kabar bahagia dari Matius di atas sedang mengisahkan kepada kita corak kepemimpinan selalu identik dengan pelayanan seorang raja dengan rakyatnya, terutama melayani secara tulus bagi yang disia-siakan, yang sakit dan yang dipenjara.
Sang Raja yang sebenarnya adalah selalu adil dan tegas dalam penghakimannya, tidak menilai rakyatnya berdasarkan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki rakyatnya. Dan hanya bertolak ukur pada kemampuan rakyatnya untuk mengenali dan melayaninya dalam diri sesama manusia.
Untuk menjadi seorang pemimpin sejati, yang terpenting ialah tidak hanya memiliki "Tangan Besi” yang mampu melawan bangsa lain, tidak hanya memiliki harta melimpah yang mampu membeli segala kekuatan dalam kehidupan dengan uang, tidak hanya memiliki algojo terkuat yang siap melindungi sampai mati si raja, melainkan seorang raja dalam diri Kristus adalah raja yang memiliki semangat belas kasihan dalam memimpin rakyatnya menuju kasih persaudaraan, keadilan dan kesejahteraan.
Kristus mengenalkan sebuah kemakmuran seorang pemimpin terwujud ketika ia mengabdikan dirinya kepada mereka yang tidak bisa membalasnya. Dan, Ia telah menunjukkan dalam salib sucinya. Besar pedulinya mengorbankan diri sendiri demi rakyatnya. Menjadikan dirinya sebagai seorang penggembala bagi dombanya dan siap mencari dan menemukan bagi dombanya yang kehilangan arah.
Sementara kita sebagai domba kepunyaannya dituntut untuk harus mengambil bagian dalam tiga tugas Kristus, yakni sebagai nabi, imam dan raja. Kita mewujudkan tiga tugas ini melalu kesaksian dan cara hidup kita di tengah sesama yang lain. Melalui Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam ini, kita ditantang untuk mewujud nyatakan kesaksian iman kita akan Kristus sang raja damai, ditantang untuk mewujud nyatakan kesaksian iman kita akan Kristus sang jurus selamat.
Kita dituntut untuk selalu melakukan perbuatan-perbuatan baik kepada mereka yang sakit, terpenjara, gelandangan, para pengangguran, pengungsi dan mereka yang terkucilkan dari masyarakatnya melalui tubuh dan darah Kristus yang kita terima melalui perayaan sakramen Ekaristi. Roh kudus yang menjelma menjadi seorang pembela kebenaran dan pembawa sukacita bagi yang tertindas.
Semoga kita memiliki keberanian untuk mengikuti jejak Kristus dalam membela yang tertindas, memberikan pengharapan kepada yang putus asa, tumpangan kepada para pengungsi, dan penghiburan bagi yang sakit dan terpenjara. Dengan itu, kita ikut ambil bagian dalam membangun kerajaan Allah di tengah dunia.
Komentar