SEMPURNA TAK HARUS LENGKAP SEUTUHNYA Namaku Alby Senjaya, sebenarnya ini bukan kisah ku melainkan kisah dari sahabat penaku. Aku mengenal dia sejak aku duduk dikelas 3 SMA, hubungan persahabatan kami tetap terjaga sampai saat ini. Dia adalah orang yang tidak pernah sungkan berbagi kisah hidupnya kepadaku, mulai dari percintaan, ekonomi, bahkan mengenai keluarganya. Dipertemuan kami pertengahan agustus 2020, ia sempat berbagi kisah hidupnya sebelum pergi merantau ke Lampung. Kisah yang menurutku jika dibungkus dalam sebuah karya, akan menjadi inspirasi bagi penikmatnya. Di tulisan ini, aku akan mencoba memposisikan diriku sebagai dia, tidak lain tujuannya agar pembaca lebih mudah memahami setiap kata-katanya. Aku memulai tulisan ini tepat pada masa pandemic yang benar-benar perdana ku alami. Aku menulis bukan semata-mata untuk menceritakan kegagalanku pada dunia melainkan aku hanya ingin berbagi pelajaran dari kisah yang terjadi. Aku adalah anak milenial, lahir di tahun 1997 yang per
Karya AlbySenjaya
hey... ini aku masalahmu yang sudah kau jadikan masalalu.
apa kabar sekarang? baik kan?
aku harap jika kau gagal bahagia karna memilih dia.
setidaknya jangan bersedih karna meninggalkanku
sudah tau kan? apa yang lebih sakit dari pada berakhir?
ya.. tepat..."menjadi asing"
lantas untuk apa memilih bila menyisih?
untuk menyelamatkan hati dari iris?
apakah selalu dengan egois?
benarkan? kisah berharga dengan orang berharga..
tidak begitu berharga selagi bersama denganya..
yah... tapi.. saat berlalu.. alam bekerja..
yang dirasa bosan jadi terkesan
yang dirasa jenuh jadi rindu.
yang dirasa tertekan jadi di butuhkan.
waktu itu kau hanya bosan, jenuh,
muak mungkin, atau bisa jadi karna orang baru itu.
alih alih dengan alasan perubahanku kau pergi...
menyudutkan ku, seakan aku orang paling jahat..
menyalahkan ku, seakan aku orang paling egois..
mmm trimakasih ya...
untuk manis yang kau berikan, untuk hati yang pernah dipercayakan,
dan bingung yang menyiksa..
ternyata waktu itu kau hanya mengisi air setengah gelas..
yah begitulah hidup, walaupun sekarang kita dengan jalan masing masing..
aku akan tetap jadi temanmu,
aku berdoa.. mudah mudahan lukaku ini cepat mengering.
aku takut menangis untukmu, yang terlalu dingin prihal rasa,
semoga bahagia ya..
seperti pesan mu..
aku takkan lupa untuk tersenyum.
Komentar